Cuplikan Novel “ KUTIL MARINI “
Karya Zainal Radar T
Marini
punya kutil di telapak tangan kirinya. Mulanya satu buah. Tetapi, sekarang
sudah menjadi tiga buah. Yang satu sebesar pantul korek, dan yang duanya lagi sedikit
lebih kecil. Sebel, deh, rasanya Marini, tangan halusnya mesti ditumbuhi kutil.
Marini ingin mengadukannya pada Mama-Papa, tapi Marini takut. Marini takut
dirinya dibawa ke rumah sakit, lantas dioperasi! Hiyy. . .! Marini jadi
merinding.
Pikir Marini, yang namanya operasi, pasti
kulit kita dibelek pakai pisau tajam.
Cres! Cres! Wadow, bulu kuduk Marini berdiri membayangkannya! Biar saja, deh,
tuh kutil tumbuh, yang penting enggak dioperasi. Lagian, kutil itu nggak
terlalu mengganggu, sebab,tangan kiri, kan nggak dipakai buat salaman. Kecuali
buang hajat (eh. . .jooroook), baru deh pakai tangan kiri, Dan, rasain! Kutil
itu dipakai buat cebok! Siapa suruh tumbuh di situ?
“Kutil apaan, sih Kak?” tanya Rhino,
adiknya yang kelas lima SD. “Ini nih, yang namanya kutil!” ucap Marini, sambil
nunjukin kutil di telapak tangan kirinya. “Idih! Kok, kayak jerawat Mama.” “Husy!
Awas jangan bilang-bilang Papa-Mama, ya!” ancam Marini. “Oke deh, Kak!
Tapi janji ya, Rhino diajak nonton bioskop lagi!” “Iya deh, kalo ada film
anak-anak lagi!” “Janji ya,Kak!” “Kutil! Eh. . .kutil!!” Marini tersandung, dan
berteriak-teriak menyebut kutilnya sendiri. “Ih, cerewet!” maki Marini
kemudian. Rhino senyum-senyum sambil melirik kutil kakaknya.
Namun begitu, meski merahasiakan pada mama
dan papanya, suatu sore Marini menceritakan kutilnya pada Sandra. Meski ketiga
kutil itu nggak terasa sakit, Marini bermaksud mengenyahkannya.
“Operasi itu nggak sakit, monyong!” Sandra
memberi jalan keluar, ketika Marini memperlihatkan kutilnya yang imut itu.
“Yang lain aja deh, asal nggak dioperasi!” “Habis,mau diapain? Berobat
alternative, maksud lu?” “Apa tuh,
berobat alternative?” “Berobat altenatif
itu, berobat secara tradisional. Biasanya sama orang pintar atau semacam tabib.”
“Nggak dioperasi donk!” “Nggak,lah! Nantinya kutil elu diusap-usap, disembur .
. .ffuih. . . ! Langsung,deh!” “Hilang?”
”Nambah! Huahaha. . .!” Sandra tertawa-tawa sampai tubuhnya yang gembrot
terguncang-guncang.
“Eh
bulldog! Gue serius, nih! Kok, malah bercanda! “Udah deh, nanti kita tanya ke
Salman aja!” “Salman? Nggak deh, nggak! Gila kali lu, yah! Salman nggak boleh
tau masalah ini . Gue nggak mau kalo kutil ini diketahui Salman!” “Bokap
Salman, kan dokter! Ntar lu bisa konsultasi sama bokapnya dia!” “Ogah ah,
bulldog! Mending gue rawat aja,daripada dioperasi!” “Dasar monyong!
Kutil,kok,dipelihara?!” “Monyong? Aeh, monyong!” Marini tersandung, ketika meninggalkan Sandra.
Sandra terkekeh-terkekeh sambil megangin perutnya.
Alur/plot
Alur cerita yang digunakan dari kutipan novel tersebut
adalah alur maju. Kalimat yang
menunjukkan bahwa kutipan novel tersebut menggunakan alur maju ada pada kalimat pertama dari kutipan yang menyatakan : Marini punya kutil di telapak tangan
kirinya. Mulanya satu
buah. Tetapi, sekarang sudah menjadi tiga buah.
Secara singkat kutipan novel ini, menceritakan tentang
masalah Marini untuk menghilangkan ke tiga kutilnya tersebut. Namun, Marini
takut untuk bilang kepada Mama dan Papanya, Marini justru menceritakan masalah
ini kepada teman sekolahnya, yaitu, Sandra. Setelah Sandra mendengarkan masalah
Marini, akhirnya Sandra memberikan saran untuk menghilangkan kutil Marini,
dengan cara mulai dari, operasi, konsultasi ke Papahnya Salman ( Salman : teman
sekolah Marini ) sampai ke orang pintar.
Namun, semua saran Sandra, ditolak oleh Marini, karena Marini merasa tidak cocok dengan semua
saran dari Sandra.
Semua jalinan cerita dalam kutipan novel “ Kutil
Marini ” ini, menunjukkan bahwa alur yang digunakan adalah alur maju.
Tokoh
dan Perwatakan
Tokoh utama dalam
kutipan novel tersebut adalah Marini.
Dalam kutipan novel tersebut, diceritakan bahwa Marini mempunyai sifat penakut. Kalimat yang menunjukkan
Marini penakut adalah Marini ingin mengadukannya pada Mama-Papa,
tapi Marini takut. Marini takut dirinya dibawa ke rumah sakit,
lantas dioperasi! Tokoh Marini juga diceritakan mempunyai watak suka mencela, kalimat yang menunjukkan
bahwa Marini mempunyai watak suka
mencela adalah “Eh bulldog! Gue
serius, nih! Kok, malah bercanda!
Tokoh Marini juga diceritakan mempunyai kebiasaan latah. Kalimat yang menunjukkan bahwa
Marini mempunyai kebiasaan latah adalah “Kutil! Eh. . .kutil!!” Marini tesandung,
dan berteriak-teriak menyebut kutilnya sendiri.
Dalam kutipan novel tersebut tokoh Sandra mempunyai watak penolong atau mau memberi solusi. Kalimat yang menunjukkan bahwa Sandra mau
memberikan solusi adalah ”Operasi itu
nggak sakit, monyong!” Sandra memberi
jalan keluar. Tokoh Sandra juga diceritakan mempunyai watak suka mencela, kalimat yang menunjukkan
bahwa Sandra mempunyai watak suka
mencela adalah ”Operasi itu nggak
sakit, monyong!” Tokoh Sandra juga diceritakan juga mempunyai karakter humoris atau suka bercanda, kalimat yang menunjukkan bahawa Sandra mempunyai
watak humoris adalah “Nantinya kutil elu
diusap-usap, disembur . . .ffuih. . . ! Langsung,deh!” “Hilang?” ”Nambah!
Huahaha. . .!” Sandra tertawa-tawa sampai tubuhnya yang gembrot
terguncang-guncang.
Dalam kutipan novel tersebut tokoh Rhino memiliki watak penurut, kalimat yang menunjukkan bahwa
tokoh Rhino mempunyai watak penurut
adalah “Husy! Awas jangan bilang-bilang Papa-Mama, ya!”
ancam Marini. “Oke deh, Ka! Tapi
janji ya, Rhino diajak nonton
bioskop lagi!”. Tokoh Rhino juga diceritakan memiliki karakter polos, kalimat yang menunjukan bahwa
tokoh Rhino memiliki karakter polos
adalah “Kutil apaan, sih Kak?” tanya
Rhino, adiknya yang kelas lima SD.